Skip to main content
Baca Alquran

Mendidik Keluarga dengan Al Quran

By November 10, 2021September 20th, 2022No Comments

‘Keluarga’ adalah unit terkecil di dalam masyarakat, yang biasanya terdiri atas: suami dan istri, atau suami-istri dan anak, atau bapak/ibu dan anak. Kecuali suami-istri, anggota keluarga adalah individu yang memiliki ikatan darah.

Di dalam Islam, keluarga adalah tentang, cinta, kasih sayang, kebersamaan, kerendahan hati, persatuan, rasa hormat, saling mendukung, kedamaian, kerukunan yang tulus, dan saling menjaga.

Namun yang utama tentu saja, sebuah keluarga Islami harus menekankan pendidikan Islam sebagai pondasinya. Mulai dari, mengenalkan keesaan Allah, mengenalkan nabi-nabi atau utusan Allah, kitab-kitab-Nya, hingga hukum-hukum Allah. Sembari mendidik keluarga agar berada di jalan yang diridhai oleh Allah, tentu kita juga harus menjauhkan mereka dari siksa api neraka dengan, memperingatkan dan menjauhkan keluarga dari segala sesuatu yang dilarang oleh Allah.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6)

Untuk bisa mewujudkan keluarga Islami di atas, ada banyak pilihan cara mendidik keluarga yang bisa diterapkan. Salah satunya adalah mendidik dengan Alquran. Apa saja garis besarnya?

1. Mengajarkan membaca Alquran

Ayat Alquran yang pertama kali diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala berbunyi,

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ

Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,” (QS Al-alaq : 1)

Surah Al-alaq yang berarti segumpal darah diambil dari kutipan kata العلق yang terdapat pada ayat kedua yang berarti “segumpal darah.”

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ

Artinya:

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS Al-alaq : 2)

Di dalam surat ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari segumpal darah, yaitu benda yang tak bernilai. Kemudian Allah memuliakannya dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari melalui membaca dan menulis.

Dengan kemampuan membaca, seseorang bisa mengkaji Alquran dan memaknainya dengan tepat. Dan, menulis adalah cara mengingat ilmu yang paling mudah dan baik.

2. Mengenalkan keesaan Allah

Diantara tujuan diturunkannya Al-quran dan diutusnya para nabi (Rasul) adalah untuk membimbing manusia agar mengenal penciptanya.

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Artinya:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’.” (QS. Luqman : 13)

Karena mengenalkan keesaan Allah merupakan pondasi utama ajaran Islam. Maka, setiap keluarga muslsim wajib mengajarkan setiap anggotanya agar mengenal Allah dan tidak mempersekutukannya dengan apapun.

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

Artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’ : 48)

3. Mengenalkan mana yang hak (benar) dan bathil (salah)

Untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Atau, keluarga yang tentram dan penuh kasih sayang. Alquran menganjurkan kita untuk mengajarkan keluarga tentang yang hak dan yang batil.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ …

Artinya:

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah : 185)

Segala tentang yang hak dan yang bathil tentu saja bisa diperoleh, salah satunya adalah melalui membaca dan memahami Alquran. Misalnya dengan mempelajari tafsir serta hadis-hadis Nabi SAW.

4. Mengajarkan cara beribadah

Tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena itulah, mengajarkan keluarga kita mengenai tata cara beribadah kepada Allah adalah bagian dari cara mendidik keluarga dengan Al Quran yang dianggap paling fundamental.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya:

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat : 56)

5. Mengajarkan keluarga cara bersosialisasi dengan sesama manusia maupun lingkungan

Menjunjung tinggi ikatan di dalam keluarga sangat penting menurut Islam. Bahkan, Allah berfirman di dalam Alquran agar kita tidak memutuskan ikatan kekeluargaan.

Allah juga menegaskan bahwa, salah satu amalan terbaik yang sangat dihargai oleh Allah subhanahu wa ta’ala adalah menjalin tali silaturahmi antar kerabat. Dan, Allah juga akan memberikan imbalan bagi mereka yang suka menyambung tali silaturahim.

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Artinya:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman : 14)

Selain diciptakan dengan tujuan agar beribadah kepada Allah, tujuan lain manusia diciptakan adalah sebagai khalifah di muka bumi ini.

Khalifah bisa berarti “wakil” (Allah) yang harus menjaga bumi ini dari kerusakan. Baik kerusakan akhlak maupun kerusakan fisik akibat tangan-tangan manusia yang jahil.

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.” (QS Al-Baqarah : 30)

Leave a Reply